Sabtu, 08 Oktober 2016

Mereka Bangkit, Di Bawah Naungan Dakwah, Bersua Dalam Cinta #2

REMAJA MUSHOLLA BAITUL HIKMAH 2016/2017
OPEN HOUSE



Mereka Bangkit, Di Bawah Naungan Dakwah, Bersua Dalam Cinta #2


...

Setelah pertemuan penuh cinta dalam acara buka bersama antara alumni dengan pengurus maupun anggota remus berhasil menyatukan kembali keluarga kecil itu, mereka memutuskan untuk merajut kisah baru. Kisah baru. Melanjutkan kisah-kisah lama atau bahkan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam kisah lamanya. Saling merangkul. Di bawah sebuah naungan yang disebut Dakwah.

Mereka bangkit.

Berjuang bersama memang selalu terasa lebih mudah dan indah. Mudah. Ya.. karena ketika bersama, peribadi-peribadi yang awalnya lemah dan takut itu bisa sedikit lebih kuat, bahkan bisa jadi tak terkalahkan. Seperti sebuah ungkapan tentang lidi yang mungkin sudah sangat tak asing bagi kita, “ketika sebuah lidi digunakan untuk membersihkan lantai yang kotor, maka akan sangat sulit. Bahkan boleh jadi bukan bersih yang didapat, justru lidi itu patah terbagi dua, tiga, enam, sepuluh, ... . Tapi ketika lidi-lidi yang lemah itu disatukan dalam sebuah ikatan, maka tak ada yang sulit untuknya, bahkan mereka akan semakin kuat dan sulit dipatahkan”. Indah. Ketika menyaksikan pemandangan saling menguatkan satu sama lain, saling merangkul, saling menjaga, saling mengingatkan, dan saling-saling yang lainnya...

Mudah. Indah. Itulah yang kini mereka rasakan ketika kembali terikat dalam satu keluarga. Keluarga. Sekali lagi keluarga.

Di bawah naungan Dakwah.

...

Masih di bulan yang sama, namun bulan hijriah penuh berkah itu telah berlalu. Juga hari kemenangan. Telah mereka lewati dengan indah. Kali ini, tepatnya tanggal 28 juli 2016, rumah kecil nan sederhana yang bernama Baitul Hikmah itu mengundang seluruh pemuda-pemudi penduduk kampung yang akrab disebut SMANTAN untuk bersua, bertatap muka, dan memperkenalkan diri sebagai langkah awal membentuk ukhuwah yang lebih besar. Menebar senyum kepada keluarga barunya. Sembari mengajak mereka untuk masuk kedalam ikatan yang lebih kuat bersama para pejuang-pejuang yang gagah dan tak mau kalah. Pejuang-pejuang itu menyebut ini sebagai Open House atau sering disingkat OH. OH ? seperti nama sebuah molekul basa dalam kimia saja ? hehe, tidak. Bukan itu..

Bersua dalam cinta.

Indah. Semakin indah melihat pemandangan itu. Senyum pejuang yang gagah namun teduh itu, aura kasih yang memancar di antara mereka, semangat keluarga baru. Sungguh indah.

Mereka bangkit..

Di bawah naungan dakwah..


Bersua dalam cinta..

#bersambung

Jumat, 07 Oktober 2016

Berawal Dari Cinta, Menuju Move On Yang Dicita #1

REMAJA MUSOLLA BAITUL HIKMAH 2016/2017
MOMENTUM PERUBAHAN

Berawal Dari Cinta, Menuju Move On Yang Dicita #1

Assalamualaikum akhy wa ukhty..
Lagi-lagi bang itul ingin menyapa antum/na semua, apa kabar iman antum/na hari ini? Semoga masih utuh terjaga.
Kali ini bang itul akan membahas tentang sebuah momentum yang diharapkan mampu membawa remus menuju titik perubahan yang akhirnya memulai kemajuan. Berikut cerita selengkapnya :

Juli 2016. Ya bulan dan tahun itu masuk kedalam ukiran sejarah remus, masuk kedalam salah satu waktu penting yang akan diingat sebagai satu dari beberapa hal yang memulai proses itu. Proses. Proses di mana remus memulai sesuatu yang baru, berniat untuk move on dari masa lalu yang telah dilaluinya.

Move on ?

Yaps, move on. Kenapa harus move on ? apakah masa-masa yang telah dilalui itu buruk ? apakah masa-masa itu kelam ? menyakitkan ? sehingga sebuah organisasi kecil nan sederhana ini harus move on ?

Tersenyum. Menarik nafas. Tidak. Masa-masa itu tidak cukup buruk untuk disebut menyakitkan, apalagi untuk menggunakan kata kelam sebagai deskripsinya. Tidak. Bahkan masa itu sudah cukup manis untuk dikenang. Manis. Sekali lagi manis. Begitu banyak kenangan manis yang meskipun sedikit asam bahkan pahit tercampur di dalamnya, tidak menghilangkan kemanisan itu. Rasa manis itu yang kemudian kami sebut sebagai langkah kecil menuju kejayaan. Langkah kecil. Walau bahkan terlalu kecil untuk disbut langkah.

Terlalu kecil untuk disebut langkah!. Kalimat inilah yang kemudian menjadi renungan di kepala insan-insan yang lemah ini. Kenapa hanya melangkah kecil yang bahkan meragukan untuk disebut langkah ? Mengapa tidak langsung bergerak satu langkah utuh, atau mungkin melompat, bahkan terbang ? tersenyum. Berharap.

Kembali ke juli 2016. Saat itu dunia begitu indah, bukan karena rencana utuk move on yang membuatnya indah. Tapi bulan itu masih merupakan bulan yang penuh berkah. Bulan yang memaksa setiap mukmin untuk kelaparan selama 30 hari. Tepatnya hari-hari terakhir dari bulan itu, di saat seluruh umat Islam tengah berbahagia mempersiapkan sebuah kemenangan (mungkin tak semua). Saat itu pulalah muncul sebuah gagasan untuk menyambut pula kejayaan organisasi kecil nan sederhana itu. Yaa kejayaan.

Dimulai dengan acara buka bersama antara alumni dengan seluruh anggotanya. Hal ini diharapkan benar-benar mampu untuk menumbuhkan kembali dan mempersubur cinta alumni kepada organisasi ini. Tak hanya itu, hal ini juga sangat diharapkan mampu menjadi momentum untuk merekatkan hati-hati para alumni dengan pengurus maupun anggota remus yang memiliki cinta dan cita yang sama. Benar saja, acara ini berhasil menjadi katalis yang mempercepat reaksi antara hati-hati itu. Mereka saling bertemu. Saling tersenyum. Saling mendo’akan. Dan saling saling yang lainnya... kini mereka benar-benar kembali menjadi keluarga, yang kemudian saling membahu membangun remus dengan cinta.

Yaa...
Dengan cinta..


#bersambung...

Rabu, 31 Agustus 2016

Sejarah Remaja Musholla Baitul Hikmah SMAN 1 Tanjung


SEJARAH REMAJA MUSHOLLA BAITUL HIKMAH

Bismillah..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Apa kabar ikhwahfillah semuanya ? Semoga hari ini dan seterusnya, kita tetap dalam lindungan Allah Swt.. Kali ini bang Itul akan menjelaskan tentang sejarah berdirinya Remaja Musholla Baitul Hikmah SMAN 1 Tanjung (SMANTAN), Jadi begini nih ceritanya :

Remaja Musholla Baitul Hikmah SMANTAN Merupakan organisasi bentukan siswa pada tahun 2012 yang kala itu resah dengan kehidupan SMAN 1 Tanjung yang bisa dibilang tidak begitu dekat dengan agama. Untuk sekolah besar yang dikenal baik di KLU dan memiliki musholla yang cukup nyaman yang siswanya dipulangkan jam 14.00 siang, sangat disayangkan kala itu ketika tidak adanya program sholat dzuhur berjamaah di musholla. Musholla yang cukup bagus dan nyaman itu kosong dan sepi ketika adzan dzuhur berkumandang. Hal inilah yang menyebabkan adanya keresahan pada siswa-siswi yang memiliki kesadaran kala itu, sehingga di bawah komando L. Samsul Hadi yang waktu itu menjabat sebagai koordinator kerohanian Islam dalam OSIS SMAN 1 Tanjung, mereka membentuk sebuah perkumpulan yang dinamakan Remaja Musholla. Kegiatan Remaja Musholla diawali dengan kegiatan gotong royong membersihkan musholla dan karpet-karpet yang ada di dalamnya. Namun hanya beberapa bulan berjalan, Remaja Musholla hilang nama. Hal ini terjadi karena kurangnya manajemen Remus (remaja musholla) yang tidak lain disebabkan oleh usia remus yang masih sangat muda dan kurang dukungan. Tapi walau begitu, saat itu Remus berhasil menggaungkan sholat dzuhur berjamaah di musholla Baitul Hikmah SMAN 1 Tanjung.

Ditahun berikutnya, ketika OSIS SMAN 1 Tanjung berganti kepemimpinan, koordinator kerohanian islamnya pun berganti orang. Hal ini membawa semangat baru bagi SMAN 1 Tanjung, pun bagi Remaja Musholla. Faslihul Arsyi. Sosok yang menggantikan posisi L. Samsul Hadi waktu itu, namun tak melupakan keberadaan remus yang walaupun sempat hilang nama. Faslihul Arsyi dan kawan-kawan kala itu bertekad untuk mengokohkan keberadaan remus. Diadakanlah musyawarah penentuan pengurus Remus sehingga terpilih sebuah nama yang memimpin Remaja Musholla, yakni Hibban Kholiq. Remaja Musholla di bawah pimpinan Hibban Kholiq melanjutkan kinerja remus sebelumnya dan membuat program-program yang belum ada, seperti pembacaan kitab fadhillah amal yang disebut ta'lim wa ta'lum, dan jaulah (berkunjung ke kelas-kelas mengajak sholat berjamaah). Program ini sebenarnya bukan program bentukan remus, melainkan ajakan dari salah seorang siswa yang tidak lain merupakan salah satu founder Remus, yakni Muji Kurniawan. Siswa jurusan Bahasa ini, selalu istiqomah membacakan kitab fadhilah amal di musholla setiap ba'da sholat dzuhur, dan beliau pulalah yang memperkenalkan jaulah kepada remaja musholla saat itu. Sehingga dua hal ini ditetapkan sebagai program Remus yang harus dipertahankan. Beberapa bulan berjalan, nama Remus semakin dikenal di SMAN 1 Tanjung asbab dari dua program tersebut. Tidak hanya itu, jamaah sholat dzuhur di musholla Baitul Hikmah membeludak, sehingga musholla yang sederhana dan nyaman ini, menjadi musholla yang penuh sesak dan sempit, dan akhirnya terciptalah "gelombang-gelombang" sholat. Gelombang sholat yang dimaksud adalah sholat secara bertahap atau bergantian, karena musholla tidak mampu menampung seluruh siswa sekaligus, yang waktu itu bahkan sampai 3 gelombang. Kebahagiaan akhirnya mulai bersemi ditubuh Remus, yang kemudian disusul dengan kebahagiaan baru dengan datangnya kabar pelebaran/perbesaran musholla Baitul Hikmah yang dianggap tidak mampu menampung jamaah. Dan akhirnya musholla bertambah besar.

Setahun berlalu, habislah masa jabatan Remaja Musholla di bawah pimpinan Hibban Kholiq, yang kemudian digantikan oleh siswa yang bernama Julhadi. Remaja Musholla dibawah komando Julhadi hanya meneruskan program-program remaja musholla yang lalu dengan terus mensyi'arkan keberadaan remus dan semakin mengokohkan nama remus di SMANTAN.

Tahun berikutnya, remaja musholla kembali berganti kepemimpnan, adalah Bambang Patmaraga yang ditunjuk menggantikan Julhadi berdasarkan keputusan musyawarah. Tidak jauh berbeda dengan Julhadi, Bambang meneruskan program-program remus yang sudah ada, dan mengokohkan nama remus di SMANTAN, sehingga pada masa jabatan Bambang, Remus sudah mulai sedikit dipercaya untu "meng-handle" acara-acara yang berkaitan dengan hari besar Islam. Namun ada hal berbeda di akhir masa kepemimpinan Bambang. Keberdaan dan keterlibatan alumni yang kembali "pulang" membawa pengalaman setelah bergabung dengan lembaga dakwah di kampusnya, memberi sensasi dan wajah baru bagi Remaja Musholla. Hal yang paling terlihat adalah pemberian nama Remaja Musholla, yang awalnya hanya Remaja Musholla, kemudian disepakati dengan Remaja Musholla Baitul Hikmah. Baitul Hikmah kurang lebih berarti Rumah Hikmah atau rumah kebijaksanaan, yang tidak lain merupakan nama dari musholla Baitul Hikmah Sendiri. Tak hanya itu, Remus BHi (singkatan) juga telah berhasil mengadakan program-program baru yang belum ada di tahun-tahun sebelumnya, yakni Bukber Remus dan Alumni, Open Hous Remus Baitul Hikmah 2016 dengan tema Move on..!!! (Mari berubah), Open recruitment dengan sistem baru, dan bahkan pemilihan ketua / Musyawarah umum yang lebih baik, yang menghasilkan ketua baru yakni Ahmad Supiadi pada tanggal 31 Agustus 2016. Struktur organisasi Remus Baitul Hikmah pun 100% mengalami perombakan yang insyaAllah menjadi momentum perubahan remus kedepannya.

Nah itu dia sejarah singkat Remaja Musholla Baitul Hikmah, masih banyak kebahagiaan dan kesedihan yang dialami remus baitul hikmah namun tidak bisa dijelaskan semuanya.. ;-)